Dunia komedi adalah salah satu industri hiburan yang potensial di Indonesia, bahkan mungkin sama potensialnya dengan dunia tarik suara dan dunia perfilman. Perkembangan komedi dari masa ke masa menghadirkan pelwak-pelawak dengan ciri khas yang mudah diingat oleh para penggemarnya. Namun dari sekian banyak pelawak ada satu grup yang melegenda dalam dunia komedi, Srimulat dan Warkop. Tak main-main, anggota jebolan srimulat menjadi pelawak besar dan sukses merajai acara-acara televisi nasional. Ada Kadir, Doyok, Topan, Leysus, Nunung, Asmuni, Mamiek, Alm.Basuki, Bambang Gentholet, Tessy, Polo, Tarzan dan masih banyak anggota lain dari grup ini. Tak hanya tahu pelawak dari televisi nasional, di Nganjuk pun punya pelawak yang sangat dikenal di daerah saya sana, yakni grup lawak Depot Seni Kirun dengan anggota H.Kirun, Bagio (bukan Bagio yang satu grup sama Darto Helm yak, ini Bagio orang Nganjuk), Kholik,Uncek, grup lawak ini menyajikan budaya khas jawa. Untuk Lawak Jawa timuran sekarang ini (setahu saya) hanya ada Ludruk Kartolo CS.
Sayangnya, sejarah grup lawak legendaris srimulat tak bisa merangsang hadirnya generasi lawak baru,malah kalau saya amati, kualitas komedi Indonesia menurun untuk 5-10 tahun ini. Sekitar tahun 2003-2005 ada sebuah stasiun televisi swasta yang mengadakan audisi pencarian bakat, dari situ lahir generasi pelawak seperti Sule,Ony,Ogi,Aden,Isa,Melki dan beberapa grup yang gagal meramaikan dunia lawak indonesia. Dan mulai dari audisi ini pula lahir generasi pelawak ganteng/cantik,Lihat saja Rina nose,Fitri Tropika dan beberapa pelawak dengan penampilannya yang wauuw itu.
Makin mirislah dunia komedi ini ketika adanya larangan dari KPI, pelarangan ditujukan untuk pelawak pria yang memakai pakaian dan bergaya seperti wanita. Tenggelamlah pamor Tessy, anggota srimulat dengan ciri khasnya yang kemayu padahal beliau eks anggota KKO Pembebasan Irian Barat. Namun ketika ciri khas Tessy tenggelam, lha kok malah muncul pelawak yang kemayunya asli bencong kayak Olga, Ruben sampai perancang busana Ivan Gunawan yang ikut-ikutan kemayu demi rating acara yang dibintanginya. Lha trus KPI ini kemana ? jaman Tessy kemayu dilarang,lha ini jaman pelawak yang kemayu buanget kok di biarin ?
Lawakan cerdas yang dibawa oleh Cagur,Patrio, 4 Sekawan, dan Separo pun kini sudah kalah pamor dengan lawakan tebar tepung,lawakan bongkar rahasia pribadi, ataupun lawakan celaan fisik. Makin bertanya-tanya lah saya, menghibur tapi kok ndak cerdas.
Dan ujung tersuram dunia lawak baru-baru ini adalah banyaknya seniman dari dunia tarik suara, musisi,bintang sinetron, sampai MC berebut jadi pelawak,udah garing, nggak lucu ngerusak mata pencaharian pelawak asli lagi. Kualitas meen, kualitas, ibaratnya lu makan soto di tempat tukang jual rongsokan, mana enaaak ?
Apa mentang-mentang orang peralihan itu ganteng sama cantik gitu ? apa mentang-mentang
cangkem nya lebih nyablak gitu ? yaelaah men, lawak kan yang penting lucunya,bukan celaan yang menjatuhkan meen. Apalagi ada ustadz-ustadz baru yang dakwah sambil ngelawak. Bukan,bukan maksud gue buat ngelarang mereka yang harusnya dakwah itu ngelawak,tapi kalo pembagian tugas itu rata kan jadinya enak. Pelawak punya kerjaan, trus ustadz bisa mbimbing umat buat mengenal Tuhannya.
Salahnya lagi, Ustadz disini dimaksudkan sebagai Kiai,Mubaligh dan beberapa pengertian lainnya,padahal secara harfiah Ustadz dalam bahasa Arab adalah Guru.
Tertawalah sebelum tertawa itu Dilarang. -Ending setiap Film Warkop DKI-
0 komentar:
Posting Komentar