Film : PK

Sutradara   : Rajkumar Hirani
Produser    : Vindhu Vinod Chopra, Rajkumar Hirani
Skenario    : Abhijat Joshi, Rajkumar Hirani
Pemeran    : Aamir Khan sebagai PK, Anushka Sharma sebagai Jagat 'Jaggu' Janani Sahni, Saurabh Shukla sebagai Tapasvi Maharaj, Sanjay Dutt sebagai Bhairon Singh, Boman Irani sebagai Cherry Bajwa, Parikshit Sahni sebagai Jayprakash Sahni, Sushant Singh Rajput sebagai Sarfaraz Yousuf, Sachin Parikh sebagai asisten Tapasvi, Reema Debnath sebagai Phuljhadiya, Rohitash Gaud sebagai seorang inspektur polisi, Rukhsaar Rehman sebagai resepsionis Kedutaan Pakistan, Brijendra Kala sebagai penjual patung di Kuil, Ranbir Kapoor sebagai seorang alien (Penampilan khusus di akhir).

     Cerita berawal dari mendaratnya alien humanoid (Aamir Khan) di bumi untuk misi penelitian di Rajashtan, namun sial baginya, baru saja mendarat di antah berantah, pemancar pesawat luar angkasanya yang berbentuk liontin dicuri. Ia menyadari kebiasaan di bumi dan berusaha beradaptasi dengan mencoba belajar menyesuaikan diri dengan mengenakan pakaian manusia dan menggunakan uang yang ia curi dari 'mobil bergoyang'. Selain itu, ia juga menyerap kemampuan linguistik manusia bumi dengan cara memegang tangannya. Namun usahanya untuk memegang tangan membuatnya dianggap cabul dan sering kali justru membuatnya tertimpa masalah.

      Disaat ia dikejar penduduk, ia tertabrak mobil yang dikendarai Bhairon Singh hingga tak sadarkan diri. Ketika dibawa ke dokter, ia divonis menderita amnesia sebagai akibat dari tabrakan. Bhairon tahu bahwa yang ditabraknya itu tidak akan dapat mengeluh tentang kecelakaan yang dialami. Jadi Bhairon memutuskan untuk melarikan diri. Namun kemudian, ia merasa kasihan, berubah pikiran dan mengambil korban yang ditabraknya bersama dengan kelompoknya. Seiring dengan waktu, ia menjadi teman Bhairon. Kemudian, ia menafsirkan bahwa meraih tangan perempuan adalah keinginan seksual, dan Bhairon membawanya ke rumah bordil. Di sanalah ia memegang tangan seorang pelacur selama enam jam dan dengan demikian ia bisa belajar bahasa Bhojpuri.

     Setelah bisa berbicara, ia bercerita pada Bhairon bahwa liontinnya dicuri dan Bhairon mengatakan bahwa mungkin saja  liontinnya telah ada di Delhi. Kemudian ia pergi ke Delhi untuk mencari liontinnya, disana ia menceritakan kepada orang-orang bahwa ia adalah alien, namun orang orang itu justru menganggapnya sedang mabuk (pee-kay) dan jadilah ia dipanggil PK.

     Delhi adalah kota yang sangat besar, tiapkali PK menanyakan dimana liontinnya, orang orang menjawab 'hanya Tuhan yang bisa membantumu menemukannya'. PK mencoba untuk menemukan Tuhan, tetapi bingung dengan berbagai agama dan tradisi membingungkan mereka di India. Dia kemudian menemukan bahwa pemimpin spiritual, Tapasvi Maharaj (Saurabh Shukla), memiliki remotenya. Namun, Tapasvi secara palsu mengklaim telah mendapat benda dari Tuhan tersebut di Himalaya dan menolak untuk mengembalikan ke PK. Bingung, PK menyimpulkan bahwa Tapasvi dan kepala agama lainnya harus memanggil "nomor yang salah" kepada Tuhan dan, sebagai hasilnya, berarti menyebarkan kesalahpahaman ritual.
 
     Sementara itu di Bruges, Jaggu (Anushka Sharma) jatuh cinta dengan seorang pria bernama Sarfaraz (Sushant Singh Rajput). Ayah Jaggu ini (Parikesit Sahni) tidak menyukai hubungan mereka karena Sarfaraz adalah seorang Muslim dari Pakistan, ia berkonsultasi dengan Tapasvi yang memprediksi bahwa Sarfaraz akan mengkhianati Jaggu. Bertekad untuk membuktikan bahwa mereka salah, Jaggu mengusulkan untuk menikah dengan Sarfaraz. Dia patah hati di kapel pernikahan ketika dia menerima surat panggilan mengenai pernikahan tentang perbedaan mereka. Dia kembali ke India dimana ia menjadi reporter televisi, dia tertarik saat menonton PK membagikan selebaran tentang Tuhan hilang. Setelah mendengar ceritanya, Jaggu membuat rencana untuk mengekspos Tapasvi dan mengembalikan remote PK itu.

     Jaggu mendorong ribuan orang untuk mengirimkan video dari pengalaman mereka sendiri dengan kepala agama, menyebut mereka sebagai "panggilan ke nomor yang salah". Sementara itu, dari kontak PK dengan Bhairon Singh mengatakan bahwa ia akan datang ke Delhi dengan membawa serta pencuri remote milik PK pada hari berikutnya, namun meninggal dalam ledakan bom. Teroris telah menanam bom untuk melindungi iman mereka sebagai pembalasan atas protes PK itu. Akhirnya, Tapasvi dipaksa untuk datang ke studio dan menghadapi PK secara live. Tapasvi mengklaim ia memiliki hubungan langsung dengan Tuhan dan mengacu pada prediksi pengkhianatan Sarfaraz sebagai bukti. Namun, PK, yang sebelumnya menyerap kenangan Jaggu itu, menemukan bahwa Sarfaraz tidak menulis surat yang ia terima. Jaggu melakukan kontak Kedutaan Besar Pakistan di Belgia dimana Sarfaraz bekerja paruh waktu, kedutaan mengatakan kepadanya bahwa Sarfaraz masih mencintainya dan menyebut bahwa setiap hari menanyakan apakah ia telah dihubungi. Jaggu dan Sarfaraz tersambung kembali dan Tapasvi terungkap sebagai penipuan, dipaksa untuk mengembalikan remote PK itu.

     Dalam perjalanan film, PK jatuh cinta dengan Jaggu tetapi menahan diri untuk mengatakan karena dia mencintai Sarfaraz. Dia malah mencatat rekaman suaranya dan mengisi koper dengan baterai sehingga ia bisa mendengarkan kaset di planet asalnya. Sementara ketika akan berangkat pulang, dia berbohong kepada Jaggu mengenai isi dari kaset; meskipun Jaggu tahu kebenarannya. Dia kemudian menerbitkan sebuah buku tentang PK.

      Satu tahun kemudian, PK kembali ke Bumi pada misi penelitian baru dengan beberapa alien lainnya.

*****

     Menurut saya, film ini sungguh satir dan liar dalam memandang agama. Pada saat PK beribadah di kuil ia membawa sesaji, setelah itu ia pergi ke gereja dengan membawa sesaji yang akhirnya membuatnya diusir. Saat di gereja ia tahu bahwa Tuhan menyukai wine, namun ia membawa wine ke masjid dan membuatnya di buru.

     Hadirnya film ini sesungguhnya membawa sudut pandang baru bagi orang yang tidak mengenal agama, dan acungan jempol patut saya acungkan bagi semua orang yang terlibat dalam pembuatan film ini. Untung ini film milik India, kalo milik Indonesia mungkin nggak bakal masuk bioskop karena udah di demo duluan. Masih ingat kan film '?' karyanya Hanung ? ^_^


Hai, saya Admin blog ini, Anto !

Jikalau tulisan saya bermanfaat monggo share it ! ^_^

Komentar
    Blogger Comments
0 komentar:

Posting Komentar