Anggrek

Aah, entah bagaimana awalnya, tapi semenjak 3 bulan lalu saya tergila-gila dengan anggrek. Iseng mulanya, tapi dengan semakin intensnya saya mencari informasi tentang anggrek, makin penasaran pulalah saya.

Juni 2015
Sabtu pagi di minggu kedua bulan ini saya harus ikut repot dengan acara pindah rumah salah seorang kerabat dekat. Semenjak pagi saya sudah harus berjibaku merapikan barang barang yang nantinya akan diangkut menggunakan mobil pick-up. Awalnya, saya kira kegiatan pindahan ini hanya memakan waktu paling lama setengah hari sudah rampung, tapi perkiraan saya meleset, jam 10 malam kami baru selesai. Dan silahkan bayangkan, saya gagal malem mingguan. oke, ini gak penting.

And, did you know ? rumah baru saudara saya ini letaknya di daerah gunung sindur Bogor, yang kalo malem sepi bamget kayak kuburan baru. hahaha. Dan dengan terpaksa saya dan 5 orang kawan harus nginep. Tempatnya sih enak, adem dan gak bising, tapi, sinyal internet engap-engapan. Haha.

Dengan bermodalkan sinyal internet yang senin-kamis itu, saya modusin teman kerja saya, yak dia perempuan. Dengan segala tipu muslihat, saya ajak dia untuk nemenin saya pergi ke taman anggrek Ragunan. Daan, berhasil. Hahaha. Tapi untuk itu saya harus membayar dengan semalam suntuk melek dan gak tidur demi ngebales chat-nya yang gak berhenti berhenti. Hahaha, modus harus all out bro !

Keesokan paginya, setelah dapet sarapan gratis dari tuan rumah, saya langsung ngacir pulang ke mess karyawan tempat saya tinggal. Saya mandi, beberes dan nyiapin helm serta motor, siap berangkat. Tak lama setelah itu temen perempuan saya, yang namanya saya samarkan jadi Bambang memberitahu kalo dia sudah nunggu. Ibaratkan The Flash, saya langsung ngacir.

Satu yang saya inget sewaktu ketemu Bambang adalah suasana canggung, kampret dah. Saya yang biasanya ceng-cengan (bercanda) sama Bambang kalo di tempat kerja, saat itu canggung, kayak orang bego, gak tau mau ngapain. Haha. Yaa, walaupun akhirnya saya tahu kenapa si Bambang canggung adalah karena saya orang yang pertama kali ngajak dia jalan.

Skip...

Setelah perjalanan panjang Pamulang-Ragunan, akhirnya kami sampai di taman angrek Ragunan. Wanjiiir, ternyata tempatnya luas bro, dan didalamnya ada banyak kios yang menjual berbagai macam bunga anggrek.

Setelah muter muter gak jelas sama Bambang, akhirnya mata saya tertuju pada satu kios yang memajang anggrek bulan warna putih. Kami langsung meluncur, lalu basa basi sejenak sama abang yang jualan, lalu tawar menawar dan jadilah satu buah anggrek bulan berwarna putih jadi milik saya. Saya berbunga-bunga, dalam arti sesungguhnya, dan Bambang juga berbunga-bunga, tapi saya gak tau artinya haha.

Di dalam kios anggrek yang ternyata dimiliki oleh seorang warga magetan, obrolan saya dan Bambang mulai mencair dan tidak canggung. etapi, skip aja dah, buat cerita besok. Hahaha.

Anggrek bulan milik saya masih menggunakan pot plastik dengan media tanam pakis, saya yang masih awam, sempat salah melakukan penyiraman, dan hasilnya, akar anggrek menjadi busuk. Kampret. Tapi untungnya enggak mati.

Setelah cari informasi dari gugel, akhirnya sedikit demi sedikit saya mulai paham cara perawatan anggrek bulan yang super rumit kayak nasib jomblo yang cintanya dihantung doi.

Intinya, volume penyiraman pada anggrek bulan harus dibatasi, tidak boleh sampai banjir, dan lebih dianjurkan untuk memberikan penyitaman melalui daun/disemprot agar akar tidak busuk dan juga penyerapan air melalui daun lebih efektif.

Pemberian pupuk juga tak kalah rumit, pupuk hanya diberikan seminggu sekali, dan tak boleh kebanyakan, anggrek bisa mati keracunan. Tapi itu juga tergantung media tanam yang dipakai, jika menggunakan arang sebagai media tanam, maka sampean bisa bernafas lega, dikarenakan arang bisa menetralisir kelebihan pupuk. Sedangkan untuk media tanam sabut kelapa atau pakis, pemupukan harus pas dan tepat.

Selain anggrek bulan, 3 minggu lalu saya menambah koleksi anggrek saya dengan 2 pot Dendrobium yang saya dapat dari pemberian Ibu bos setelah sharing ngalor ngidul tentang anggrek. Untuk Dendrobium, saya rasa perawatannya lebih mudah, karena saya menggunakan arang sebagai media tanam. Tapi jangan dikira enak menggunakan arang sebagai media tanam, saya harus meningkatkan intensitas penyiraman menjadi 3 kali sehari, karena arang kurang bisa menyimpan air.

Okelah, mari saya kenalkan dengan anggrek yang kini mangkal di tempat saya.

Anggrek Bulan dengan 4 kelopak bunga
Anggrek Bulan, 5 kelopak bunga mekar
Dendrobium dengan media tanam arang

Hai, saya Admin blog ini, Anto !

Jikalau tulisan saya bermanfaat monggo share it ! ^_^

Comments

1 komentar: