Buku Cerita dan Pengaruhnya Terhadap Psikologis Anak

Memiliki buah hati adalah harapan setiap orang di belahan dunia manapun,meski terkadang banyak juga yang terpaksa memiliki buah hati yang tak diingini. Ribuan atau bahkan jutaan orang di dunia menantikan seorang bayi mungil lahir setiap harinya dengan perasaan was-was bercampur bahagia. Dan berawal dari lahirnya sang buah hati itulah peran dan pola hidup ribuan atau jutaan orang itu berubah. Berdasarkan penelitian dari Universitas Oxford setiap orang tua baru bisa kehilangan waktu tidur 750-1500 jam per tahunnya pasca kelahiran buah hatinya.

Bagi mereka para orangtua yang sedang dianugerahi kebahagiaan atas lahirnya buah cinta mereka, perkembangan anak adalah faktor pencuri perhatian utama. Rengekan ketika si kecil mulai tumbuh giginya, lincah gerak ketika mulai belajar merangkak dan ketika bisa berjalan, hingga betapa lucunya ketika celotehannya yang belum terlalu fasih itu mulai akrab terdengar telinga sang orangtua. Bayangkan, betapa bahagianya menjadi orangtua bagi malaikat-malaikat kecil itu !

Berawal dari obrolan iseng gue dengan seorang Psikolog yang praktek di tempat gue kerja siang kemarin, gue belajar banyak bagaimana memahami dan mengontrol seorang anak yang dalam masa perkembangan. Menurut beliau, usia 4-5 tahun atau usia pra sekolah adalah usia paling labil dari seorang anak, pasalnya pada usia tersebut anak mulai diperkenalkan dengan dunia luar yang sama sekali berbeda dengan dunia ketika ia berada dekat dengan orangtuanya. Faktor teman dan lingkungan itulah yang nantinya membentuk psikologis sang anak.

Lebih jauh dan lebih kepo lagi gue nanya-nanya apakah faktor cerita/dongeng yang didengar oleh sang anak akan berpengaruh juga terhadap kepribadiannya nanti, dan dengan diplomatisnya beliau menjawab "Itu relatif mas". Walah, makin nggak ngerti gue dengan maksud jawabannya.

Dalam obrolan panjang yang ngalor-ngidul dan didampingi 2 botol teh sosro akhirnya jawaban dari pertanyaan gue dia ungkapkan. Dari beberapa pasiennya, terutama pasien anak, ada beberapa anak yang spesial, spesial karena memiliki daya imajinasi yang tinggi dan daya spontanitas ketika di tes dengan gambar sangat mengagumkan. Menurut penjabaran beliau, ketika dalam masa perkembangan, seorang anak bisa dibentuk menjadi apapun sesuai yang diinginkan orangtuanya, tetapi alangkah baiknya ketika si orangtua bisa mengenali potensinya sejak dini. Dari sinilah metode pemberian sebuah buku cerita dan buku bergambar mulai diberikan, yap,tentu saja tujuannya untuk melihat potensi anak.

Seorang anak yang lebih antusias ketika mendengar orangtuanya bercerita bisa digolongkan menjadi seorang yang lebih dominan kerja otak kirinya. Otak kiri berfungsi mengatur fikiran secara sadar (consciouness), bernalar menurut logika, berfikir dengan kata-kata, memilah-milah, menganalisis, berfikir secara runut serta mengatur dan mengendalikan emosi. Bisa ditebak bahwa seorang Profesor,Dokter dan Guru adalah orang-orang yang lebih dominan menggunakan otak kirinya.

Sedangkan otak kanan bekerja mengatur ketidaksadaran (sub-consciousness), daya kreatif, intuitif, melibatkan emosi, berfikir dalam bentuk gambar, melihat keseluruhan, menggabungkan, sintesis, berfikir secara menyeluruh, spontan dan bebas dalam mengekspresikan emosi. Beberapa anak yang dominan menggunakan otak kanannya biasanya lebih konservatif dan menyukai seni.

Yuk, kenali potensi anak panjenengan sejak dini !! *padahal mah belum punya anak,tapi kok ngajak-ngajak*

Hai, saya Admin blog ini, Anto !

Jikalau tulisan saya bermanfaat monggo share it ! ^_^

Comments

2 komentar:

  1. To, boleh nitip pertanyaan ga buat pak psikolog? Huehehehehe.

    BalasHapus
  2. boleh kang,, tergantung tarif haha

    BalasHapus