Belajar Dari Suporter Sepakbola Indonesia

Suporter Indonesia 
Suporter bola selalu identik dengan fanatisme,keriuhan,keramaian dan tentu saja anarkisme yang kadang mereka tunjukkan.Bukan hanya sekali,dua kali atau tiga kali suporter sepakbola Indonesia (di level klub) melakukan kerusuhan,pengrusakan dan perkelahian yang tak jarang berujung dengan melayangnya nyawa sang suporter.Tak sedikit nyawa yang melayang sia-sia saat pertandingan bolla di Indonesia.Kasusnya pun bermacam-macam,seperti,kasus suporter Persija (The Jakmania) yang tewas dalam perkelahian,suporter Persebaya (Bonekmania) yang terjatuh dari kereta,suporter Persekabpas (Laskar Sakera Mania) yang jatuh dari stadion dan suporter Persipura (Persipuramania) yang tewas teinjak-injak sekitar tahun 2008 silam.Tapi kini tampakny berbagai kasus itu mulai berkurang dan mereka mulai menghilangkan sifat anarkisme dalam diri mereka,seperti yang telah dilakukan oleh Aremania (maaf,saya bukan mendukung Aremania,karena saya memang Aremania) dan Bonekmania.Setelah mereka (Aremania) membumi hanguskan staion Brawijaya Kediri (2007) kini mereka perlahan-lahan menunjukkan respon positif mereka terhadap sepakbola Indonesia.Begitu juga dengan Bonekmania,meskipun mereka seringkali merasa diperlakukan tidak adil,tapi mereka ikut ambil bagian dalam tuntutan mereformasi PSSI.
Agak menyimpang dari pembahasan tentang record kelam yang pernah berbagai suporter lakukan,ada satu hal yang membuat saya salut pada mereka,yakni bagaimana mereka menjaga kekompakan,kerukunan dan kefanatikannya saat menggunakan kaos merah berlambang Garuda didada.Hal tersebutlah yang membuat saya mengatakan bahwa sudah saatnya kita Belajar Dari Suporter Sepakbola Indonesia.Mereka benar-benar menjunjung semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam dada mereka.Untuk saat ini tampaknya kita harus suah mulai belajar dari suporter sepakbola Indonesia,bukan tentang kekacauan yang mereka buat,tapi tentang Nasionalisme yang mereka tunjukkan.Bagi anda yang kemarin (28 juli 2011) menyaksikan laga Pra-Piala Dunia 2014 Brasil antara Indonesia vs Turkmenistan,pasti anda menyaksikan betapa semangatnya dan hormatnya ketika mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya.Tanpa disuruh dan diaba-aba,mereka serentak berdiri dan membentangan bendera Merah Putih berukuran raksasa serta menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Namun dari hal yang telah mereka tunjukkan,ada beberapa pertanyaan yang mengganggu pikiran saya,
1. Kapankah kita (Orang Indonesia) benar-benar menghormati dan melakukan hormat saat lagu kebangsaan Indonesia Raya bekumandang dan sang saka Merah Putih berkibar???.Haruskah ada Orde Baru lagi agar kita mau menghormati lagu kebangsaan,bendera Merah Putih,dan tentu saja Falsafah negara kita???bukankah sudah selayaknya kita menghormati hal yang telah diperjuangkan para pahlawan??? Saya Cuma bisa membayangkan suatu saat nanti (KALAU SAYA JADI PRESIDEN) jika Indonesia Raya berkumandang,semua orang yang berada dijalan,baik pengendara mobil,motor,pejalan kaki ataupun sopir bajaj akan berhenti,turun dari kendaraannya dan ikut menyanyikan Indonesia Raya.
2. Akankah fanatisme dan Nasionalisme itu hanya ada didalam stadion????
3. Akankah mereka tetap bersatu saat mereka mulai membela tim Daerah mereka???
Tapi alangkah indahnya semua pertanyaan saya tersebut tidak memancing perdebatan yang akan menimbulkan
Keriuhan publik(hehehe,,,lebay poLLLL).Buat suporter yang baca tulisan ini terimakasih telah memberi kami contoh tentang Nasionalisme,Fanatisme dan bagaimana kami harus menghargai apa yang dimiliki Negara kami.

Hai, saya Admin blog ini, Anto !

Jikalau tulisan saya bermanfaat monggo share it ! ^_^

Komentar
    Blogger Comments
0 komentar:

Posting Komentar