Paradigma Kesehatan Daerah Non Kota

Dimalam yang adem terguyur hujan ini berilah saya kesempatan untuk mengungkapkan pandangan saya mengenai Kesehatan yang ada di Indonesia.
Tak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan akan fasilitas kesehatan hampir menyaingi kebutuhan rakyat negeri ini akan pendidikan.Jumlah manusia yang begitu melimpah nampaknya tak diimbangi fasilitas kesehatan yang memadai dan menampung kebutuhan mereka.Tak heran,jika tiap kali pemilihan umum kepala daerah,pemilihan anggota legislatif hingga pemilihan presiden,anda akan disuguhi janji-janji politik akan melimpahnya fasilitas dan mudahnya akses kesehatan.Namun faktanya,janji-janji itu tak seramai waktu diucapkan saat kampanye dulu,habis masa kampanye maka habis dan hilanglah janji-janji itu ditelan bumi.

Yang jadi pusat perhatian dan mencongkel paradigma keteledoran para pejabat negara baru-baru ini adalah usaha Gubernur DKI Jakarta yang mengeluarkan kartu Jakarta sehat,yang menjamin setiap pemegangnya akan mendapat pelayanan kesehatan di rumah sakit rekanan Pemda DKI.Namun,selalu ada celah dalam hal baik yang direncanakan,pasien ditolak,membludaknya pasien,terbatasnya ruang,beredarnya gosip ada tunggakan utang Pemda kepada rumah sakit menjadi hiasan keinginan tercapainya fasilitas kesehatan yang dimimpikan rakyat.

Namun,saya anggap wajar jika membludaknya pasien itu ada di wilayah kota besar seperti Jakarta,hal wajar yang lain adalah mereka-mereka yang berada di pedalaman dan tak terpenuhi akan kebutuhan kesehatannya.Selain kesehatan,warga perbatasan sangat sulit mendapat hal-hal yang harusnya dipenuhi negara seperti listrik,kebutuhan pangan,akses jalan,dan akses komunikasi.Maka wajarlah jika warga perbatasan banyak yang berpindah kewarganegaraan demi mendapat fasilitas yang lebih memadai dari negara tetangga.

Lihat saja betapa mulianya pemerintah yang telah membangun PUSKESMAS di daerah pedesaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan fasilitas dan tenaga kesehatan.Bukankah kita harusnya mengapresiasi usah para petinggi itu ? Tapi,miris tak dapat dipungkiri bahwa saudara-saudara kita di Papua,pedalaman Sulawesi,Pedalaman Kalimantan,Pedalaman Sumatera jangankan mendapat fasilitas kesehatan,untuk akses jalan saja mungkin mereka belum dapat menikmati keringnya aspal.

Jumlah Fasilitas Kesehatan di Indonesia
Sumber : BNPB 2011

Sekarang gini aja,dari 250 juta penduduk Indonesia berapa sih kira-kira yang sakit dan masuk rumah sakit tiap harinya ? Sepadan nggak dengan jumlah tenaga medis yang dimiliki negeri ini ? Jangan terlalu naif-lah,nyalahin rumah sakit lah,nyalahin pemerintah lah yang ceroboh bikin program,toh meskipun saling menyalahkan apa bisa kelar masalah ? Orang-orang yang ada di pemerintahan itu orang pinter semua lho,gelarnya juga panjang-panjang,jadi nggak mungkinlah kalau mereka meluncurkan program tanpa pemikiran yang matang.

Faktanya,masyarakat Indonesia tidak semuanya mempercayai dokter dan obat-obatan kimia untuk mengobati penyakit yang dideritanya.Di negeri ini,dukun masih laku lho,mbok ya jangan tutup mata dan pura-pura tak tahu,masayarakat yang masih tradisional lebih mempercayai "obat suwuk" alias jampi-jampi yang dilafalkan oleh sesepuh dari suatu masyarakat.Di kampung saya misalnya,dukun kampung tak hanya bekerja sebagai penentu hari baik ketika mau mengadakan hajat tetapi juga dianggap sebagai orang yang bisa menyembuhkan penyakit.Jamak masyarakat yang percaya akan kemampuannya,hingga akhirnya kalau ada yang sakit gigi kasi jampi-jampi,sakit perut kasi jampi-jampi,biarpun ada puskesmas 24 jam namun tenaga paramedis di kampung saya tidak standby seperti waktu yang dituliskan. Entahlah.

Ya, di negeri ini obat untuk penyakit sangat bisa ditawar.Kalau tak mampu beli obat-obat paten bisa beli obat generik,kalau tak mampu beli obat-obatan yang berbahan kimia bisa beli obat-obat herbal yang menjamur penjualnya.Kalaupun obat herbal dirasa kurang manjur, obat tradisional pun masih ada,hebat kan negeri ini,biarpun fasilitas kesehatan kurang,namun obat-obatan begitu banyak.

Hai, saya Admin blog ini, Anto !

Jikalau tulisan saya bermanfaat monggo share it ! ^_^

Comments

3 komentar:

  1. harusnya, di daerah2 dokternya ngasih obat yang sudah di suwuk dulu heheh

    BalasHapus
  2. Yang harus ditelusuri lebih dahulu adalah "bagaimana orang di Indonesia ini bisa terkena penyakit?" karena kalau orang sakit minim kan otomatis tidak ada yang namanya rumah sakit membeludak.

    Ternyata, penyakit itu lebih banyak berasal dari faktor luar seperti makanan dan lingkungan. Dua hal tersebut juga kembali pada manusianya masing-masing. Kalau tingkat pemahaman akan dua hal tersebut masih rendah untuk sebagian besar masyarakat kita ya jangan heran kalau masih ada yang namanya rumah sakit membeludak.

    BalasHapus
  3. nah,setuju sama sampean kang, masyarakat juga harus proaktif

    BalasHapus