#16thDays : Sang Penulis

Bahkan diwaktu malam yang lazim dipakai istirahat, jari-jari ini terus saja meronta dan menari diatas papan ketik hitam, bergerak kesana kemari seolah-olah ia bukan bagian dari tubuhku dan memiliki nyawa sendiri. Begitu dalam cintanya akan keyboard,pulpen dan selembar kertas kosong, seolah sepasang kekasih yang lama terpisah, begitu ia bertemu langsung dicumbuinya, tak peduli itu siang ataupun malam.

Tak sering dalam tulisan-tulisan saya yang menceritakan kisah yang diminati, hanya tulisan yang membuat orang ogah singgah ketika membacanya. Saya banyak bertemu manusia setiap harinya, berbagai jenis dan berbagai karakter, tapi tak pernah sekalipun saya mengamati mereka,gerak-gerik mereka dan membuatnya menjadi sebuah cerita yang mengalir dan dapat dinikmati tanpa membuat bosan. Bahkan sayapun yang menulinya bosan jika tiapkali harus membaca tulisan-tulisan saya yang tak jelas jluntrungannya.

Jangan harap saya menuliskan cerita tentang hantu yang hobi keramas atau setan kesurupan,terlalu picisan ! kalaupun tulisan saya banyak menyangkut lingkungan tempat saya tinggal, itu hanya kedok saya untuk menutupi kekurang gaulan saya. Saya memang tidak pandai membaca karakter manusia, tapi ada keinginan untuk bisa membaca karakter dan menuangkannya keatas kertas dengan coretan cerita fiksi yang banyak digemari.

Semua ide dalam otakku kini seakan tumpah ruah,menuntut dikeluarkan tapi tak begitu dengan tangan dan jari-jariku, dengan dingin mereka tak menanggapi keinginan isi kepalaku yang sudah mau meledak. Makin dingin tanganku, makin berdebar jantungku, hormon adrenalin tiba-tiba mengalir begitu kencang berbalapan dengan darahku, hingga sesak mendesak rongga-rongga dadaku.

Mungkin terlalu sulit bagi jari-jari ini mengungkapkan kepada papan ketik hitam nan mengkkilat itu, atau mungkin ia grogi seperti pengantin baru yang memasuki kamar pengantinnya. ah aku juga tak tahu, abaikan saja kalimatku.

Lantas ku ajak dia menemui gelas kopi hangat diatas meja, aku ajari dia cara mencumbu, agar tak lagi ragu ketika menemui papaan ketik. dan rupanya diam-diam dia juga menaruh rasa pada gelas kopi itu, bah makin rumit. Kutinggalkan saja, pertandingan Arsenal melawan Bayern Muenchen terlalu seru untuk dilewatkan.

Hah, nonton bola ?
benarkan apa kataku, tak mudah menebak seperti apa manusia, akupun sebagai manusia juga masih belajar memahami manusia.


Kampret,Kampret,Kampret, tulisan gak bermanfaat. -Wuching,Tukang Baso-

Hai, saya Admin blog ini, Anto !

Jikalau tulisan saya bermanfaat monggo share it ! ^_^

Comments

1 komentar: