#1stDay : Pengabdian Tugasmu Memerlukan Keluhuran Iman dan Budi

Siapa sih yang nggak mau pekerjaan ? atau minimal saya bisa bertanya Siapa sih yang mau jadi pengangguran ?
Mungkin bagi para pembaca, pertanyaan pertama bisa dijawab dengan "kan tak harus bekerja, masih ada ladang untuk berwirausaha" ,tapi untuk pertanyaan kedua, apa jawabnya, tak satupun orang yang ingin jadi pengangguran. Kenapa harus begitu ? karena nafkah tak datang menghampiri dengan sendirinya jika manusia tidak anggota badannya untuk menghampiri rezeki dari Tuhannya.


Lantas kenapa saya menggunakan judul "Pengabdian Tugasmu Memerlukan Keluhuran Iman dan Budi" ? ya, karena ada banyak pekerjaan di dunia ini yang memerlukan keluhuran budi para pekerjanya. dan kenapa pula diperlukan keluhuran budi ? karena tugas yang diembannya akan berpengaruh kepada orang banyak. Yuk, mari tengok :
  1. Ibu Rumah Tangga, tanpa saya sebut disini pun tentu orang sudah banyak tahu bahwa tugas yang diemban seorang ibu adalah tugas berat nan kompleks. Bagaimana tidak, tugasnya dari mengelola urusan rumah tangga hingga mendidik anak ia pegang tanpa pernah berkeluh kesah. Jika saja sang Ibu tak memiliki budi yang luhur apa jadinya anak yang di didiknya, perkara rumah yang diurusnya ?
  2. Guru, orangtua kedua bagi seorang anak sekaligus pembentuk kepribadian anak melalui media sekolah ini juga mengemban tugas tak kalah besar dari Ibu rumah tangga. Jika sosok ibu rumah tangga hanya mengurus satu sampai lima anak, guru bisa mengurus ratusan murid dengan karakter yang berbeda-beda. Selain karakter yang berbeda-beda, tak semua murid bisa kalem,adem ayem, dan mengikuti peraturan sekolah, tentu saja ada yang bandelnya sangat-sangat menjengkelkan, kalo nggak kuat iman,pasti guru-guru sudah hobi nabok'i murid yang kayak gini. yamg sabar yaa pak guru & ibu guru !!
  3. Pengemudi Bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi), pernah suatu kali ketika perjalanan pulang kampung dari Pamulang ke Nganjuk saya mengambil bangku paling depan dengan tujuan supaya tidak repot ketika mau merokok. Namun secara tak disangka justru obrolan panjang dengan sopir dan kenek bus yang saya alami, topik seperti darimana saya,kerja dimana,terus mau pulang kemana jadi awal perbincangan kami. Tak mau kalah kepo saya juga mulai bertanya-tanya kepada sopir dan kenek bus yang tahan melek ini. Pak sopir sedikit curhat betapa capeknya mengemudikan bus AKAP seperti ini, biarpun ada backup-an sopir, ia pun menjelaskan betapa susahnya tidur dibagian belakang bus yang memang disediakan untuk sopir yang sedang beristirahat, yap 6 jam sekali sopir bus bergantian mengemudikan bus yang saya tumpangi. Bayangkan saja betapa ngantuk dan capeknya mereka, belum lagi tanggungjawab mereka membawa penumpang selamat smapai tujuan, selain itu mereka hanya bisa libur dirumah setiap sebulan sekali dan itupun liburnya hanya 4 hari katanya.
    buseet meen,, dibalik pekerjaan yang dipandang rendah oleh kebanyakan orang itu,ternyata mereka mengabdi setulus hati. 
  4. Tukang Sampah, Apa jadinya komplek-komplek perumahan di perkotaan tanpa ada mereka. Kotor,sampah berserakan, tikus-tikus got berpesta pora penuh kebahagiaan,lingkungan tempat tinggal menjadi sarang penyakit ,mana betah orang kota hidup dengan keadaan yang begitu kumuh. Bukannya tanpa kekurangan, setiap orang pasti punya kelemahan dan kekurangan, begitupun dengan tukang sampah perkotaan,mereka hanya akan bekerja bila dibayar, dan menurut saya itu hal sepadan jika melihat pekerjaan mereka. Kami bangga padamu abang Tukang sampah,jangan kau kendurkan semangatmu, mengabdilah seakan-akan kau sedang membersihkan bumi ciptaan Tuhan dan sedang dipantau langsung oleh Tuhanmu. 
  5. Tukang Sedot WC, aah kalau ini tak diceritakan panjangpun kalian semua akan memahami bagaimana resiko dan beratnya pekerjaan yang satu ini. Bau ? sudah pasti. Merasa jijik ? pasti, tapi apa dengan merasa jijik dapat membantu ?  Pekerjaan yang satu ini butuh mental yang luar biasa, dan tahan banting.
  6. Presiden Republik Indonesia, jangan bilang kalau pekerjaan mengurus 250 juta penduduk dengan berbagai karakter dan berbagai kondisi ini mudah. Jika tak benar-benar kuat dan bertujuan mulia,mungkin tak sampai lima tahun sudah gila jadi presiden. Tiap hari dikritik,tiap hari dicemooh toh tetap santai saja, benar-benar hebat kan kalau jadi presiden ? Itu baru urusan negara, belum lagi urusan keluarga dan partai, emang nggak ribet ? justru lebih ribet ngurus orang pinter daripada orang bodoh, makanya orang yang dianggap bodoh lebih mudah ditelantarkan. Selain itu, untuk menahkodai negara sebesar Indonesia,secara mental butuh kejembaran hati dan kematangan dalam berfikir, dan bukan hanya yang bisa koar-koar lewat stasiun televisi pribadinya, bukan pula lewat bantuan korban banjir yang ditempeli stikernya. Kurang beban apa coba profesi yang satu ini ? sudah berat,banyak tuntutan, banyak diomeli rakyatnya pula, jika yang menjabat tak luhur budinya mungkin sudah dibuang kali jabatannya.
Meskipun saya hanya menulis beberapa profesi,bukan berarti selain profesi yang saya tulis tidak mulia. Yuk,mari support mereka agar lebih berbangga dengan profesi mereka.

"Semua profesi mulia di mata Tuhan, kecuali jika engkau lebih memilih menjadi pengangguran." -Sairoji, Pengangguran Banyak Acara-

Hai, saya Admin blog ini, Anto !

Jikalau tulisan saya bermanfaat monggo share it ! ^_^

Comments

4 komentar:

  1. Semuanya kayaknya butuh budi pekerti luhur sih ya To eh Mbah eh enaknya manggil apa ya?

    BalasHapus
  2. iya kang, budi pekerti tak hanya untuk profesi itu, tapi yang lain juga,, terserah sampean kang, enaknya gimana !! muehehe

    BalasHapus
  3. semua profesi mulia mas,,hanya saya yang kurang bisa mengamati,, matur suwun sudah berkunjung

    BalasHapus