#17thDays : Perihal Penolakan

Sudah sering kalimat penolakan terdengar di telinga saya, cuti ditolak, lamaran ditolak dan lain sebagainya. Bahkan sering juga saya menyaksikan penolakan, ada yang "nembak" gebetannya ditolak, sampe ironisnya ada yang ngirim naskah ke penerbit ditolak. oke yang terakhir emang paling nyakitin.

Pahit dan ngampretin memang kalau ditolak, tapi belum dapat dipastikan jikalau diterima rasanya enak. Lihat saja di tivi-tivi, tuntutan jaksa diterima oleh hakim maka sang terpidana jadi pihak yang kesakitan, padahal ada hal yang diterima.

Jadi ceritanya gue bikin tulisan ini karena udah banyak penolakan yang pernah gue alami, mulai dari penolakan yang biasa saja sampai penolakan yang bikin gue susah tidur. Minggu ini adalah pekan ke-7 LBI dengan mengangkat tema Event Kota, dan dengan semangatnya gue bikin sebuah artikel tentang Event yang diadakan setiap tahunnya di Tangsel, bisa lihat disini, dan yang bikin gue ngerasa miris adalah ditolaknya artikel tersebut karena event yang diminta panitia haruslah event yang digelar dalam seminggu atau dua minggu yang lalu, nah masalahnya dalam artikel gue eventnya udah tahun 2013 lalu,biarpun dalam bulan november. intinya gue ditolak.

Mundur sedikit, bulan januari lalu abang tertua dalam keluarga gue melangsungkan pernikahannya, dan ikut senenglah gue karena orang yang setiap lebaran gue tanyain kapan kawin akhirnya kawin juga hahaha. Sebagai seorang saudara, terpanggillah gue untuk menghadiri acara pernikahannya yang diselenggarakan di Nganjuk sana, dan usaha gue biar bisa mudik adalah dengan cara ngajuin cuti,singkat cerita gue udah diruangan si bos, setelah beberapa patah kata gue ucapin si bos langsung nanggepin gue dengan pertanyaan, "lebaran kemarin berapa hari cuti ?" gue jawab "10 hari pak". Dan cerita ini gue persingkat lagi, si bos bilang kalo jatah cuti tahunan gue tinggal 2 hari dan gue juga paham sama hal itu, tapi gue ngajuin cuti 5 hari karena gue pikir perjalanan pulang pergi Tangsel-Nganjuk bisa memakan waktu 3 hari. mungkin karena alasan gue yang kurang kuat dan kurang meyakinkan, permintaan cuti gue ditolak. Penolakan berlanjut.

Kalo ada yang nanya masalah ditolak cewek, udah sering meen. ditolak kok bangga haha
Haha, gue sendiri juga ngerasa aneh, ditolak kok bangga, padahal udah terlalu sering. *tertawa miris*. Dan gue ini termasuk orang yang nggak pernah belajar dari pengalaman, ditolak A pindah B pindah C, dan anehnya lagi gue masih sering grogi tiap kali nembak,padahal udah sering. *makin miris suasana blog ini* 

Setiap kali ditolak, makin pahit perasaan gue, sepahit kopi hitam yang gue seruput tiap pagi, tapi yang selalu bikin gue sadar dan ngebangkitin gue dari setiap penolakan adalah gue masih punya air putih men. air putih ? yap, dia netral,tak pahit tak juga manis,tak asin pula, ia hanya jernih dan asal mula dari semua rasa.

Kita kerapkali menganggap do'a mempunyai kuasa tawar menawar dengan Tuhan, seolah-olah kita berkata, “Wahai Tuhan! Aku sudah membuat tuntutan maka Engkau wajib memenuhinya. Aku sudah beramal maka Engkau wajib membayar upahnya!”

Siapakah yang berkedudukan sebagai Tuhan, kita atau Allah SWT ?

Sekiranya kita tau bahwa diri kita ini adalah hamba, maka ikhlaslah menjadi hamba dan jagalah sopan santun terhadap Tuan. Hak hamba ialah rela dengan apa saja keputusan dan pemberian T
uannya.

Doa adalah penyerahan, bukan tuntutan. -Kyai Jarkoni-

Hai, saya Admin blog ini, Anto !

Jikalau tulisan saya bermanfaat monggo share it ! ^_^

Comments

2 komentar: